Aroma eucalyptus begitu mencolok dan tajam secara khusus, sehingga menyebar melalui generasi dan rumah-rumah di seluruh dunia; kini pohon tersebut tidak lagi bisa didefinisikan hanya sebagai pohon yang matang secara botani dan geografis, tetapi telah berubah menjadi simbol historis kebersihan, kemurnian, dan kesehatan secara umum di dalam rumah. Relevansi budaya penggunaannya dalam kesejahteraan di rumah-rumah sangat luas dan sudah menjadi hal yang umum, berdasarkan tradisi dan semangatnya, penggunaannya tidak didasarkan pada formula produk kontemporer.
Kebijaksanaan kuno dan, dalam hal ini, hubungan yang intens dari masyarakat adat Australia dengan beberapa jenis pohon eukaliptus merupakan titik-titik umum yang sering kali menjadi awal kisah tersebut. Dikeramatkan sebagai pohon kino atau pohon damar, beberapa varietas tertentu secara tradisional digunakan untuk membuat pembersih asap, dimasukkan ke dalam air untuk dijadikan larutan pencuci, atau digunakan dalam upacara penyembuhan. Penghargaan awal terhadap nilai purifikasi tanaman ini menjadi batu loncatan bagi penyebarannya ke seluruh dunia hingga ke ranah rumah tangga.
Dengan globalisasi penggunaan kayu putih, aroma kuat tanaman ini menjadi erat kaitannya dengan citra rumah yang murni, diperbarui, dan masa depan yang sehat. Terdapat bukti bahwa di sebagian besar masyarakat, terutama pada musim dingin atau ketika pergantian musim, praktik memanaskan daun kayu putih berkembang menjadi pendekatan ritualistik. Dengan menggunakan mangkuk berisi air mendidih dan menambahkan daun kayu putih, lalu menutup kepala dengan handuk membuat seseorang terbenam dalam lingkungan uap hangat. Tradisi yang dijaga turun-temurun ini lebih sedikit berkaitan dengan manfaat fisiologis tertentu dan lebih banyak berhubungan dengan pengalaman menghirup dalam-dalam uap yang sejuk dan tajam yang memberikan perasaan membersihkan udara, baik secara harfiah maupun metaforis. Tradisi ini menciptakan jeda waktu, ruang untuk menghirup napas segar di dalam rumah, yang sering kali dilakukan bersama anggota rumah tangga sebagai pengalaman perekat batin. Masyarakat Victoria adalah kelompok yang sangat memperhatikan kebersihan dan udara segar, sehingga tidak jarang ditemukan cabang kayu putih di dalam kamar orang sakit, tempat mereka percaya bahwa aroma kayu putih membuat ruangan menjadi lebih segar.
Selain digunakan dalam pengukusan, kayu putih juga menjadi bagian dari cara utama yang digunakan orang dalam merawat rumah mereka. Mereka meletakkan ranting kayu putih yang telah dikeringkan di dalam lemari tempat menyimpan kain linen dan pakaian, di mana aroma kayu putih secara alami dapat mengusir ngengat, sekaligus memberikan aroma segar pada pakaian yang disimpan. Kesegaran ini, yang digunakan dalam ruang pribadi, diaplikasikan dalam bentuk kantong kecil yang dimasukkan di antara pakaian atau di bawah bantal. Salah satu teknik yang juga banyak digunakan adalah memanfaatkan daun kayu putih sebagai bahan campuran pembersih lantai atau permukaan buatan rumah, karena aroma kuatnya memberikan kepuasan tersendiri pada indra penciuman setelah rumah dibersihkan. Di wilayah seperti Meksiko, cabang kayu putih sering digunakan dalam ritual pembersihan berdasarkan pengobatan tradisional yang disebut limpias (pembersihan spiritual) untuk membersihkan energi negatif dalam sebuah rumah. Sementara itu, dalam budaya masyarakat Mediterania, ikatan cabang kayu putih sering ditempatkan di ambang pintu sebagai bentuk perlindungan dan pelestarian.
Eucalyptus juga berkontribusi dalam proses mandi. Penggunaan beberapa tetes minyak atau segenggam daun dalam air mandi menyebabkan rendaman dasar berubah menjadi pengalaman sensorik yang lebih mendalam. Aroma menyegarkan terlepas ke dalam uap di sekitar, yang menambahkan tingkat pembersihan dan regenerasi tubuh secara mendalam, menjadikannya praktik kesejahteraan pribadi yang dilakukan dalam privasi rumah. Praktik ini menyerupai praktik-praktik sejarah, meskipun telah dimodifikasi mengikuti praktik perawatan diri kontemporer yang melibatkan penciptaan lingkungan penyembuhan.
Akhirnya, nilai budaya eucalyptus dalam kesejahteraan domestik dapat dilihat dari posisinya yang telah lama berada pada sumbu sensorik yang murni, menyegarkan, dan penyembuhan yang penuh perhatian. Hal ini membuat kita terhubung dengan generasi sebelumnya yang terbiasa menggunakan cara-cara alami untuk meningkatkan kondisi kehidupan mereka. Jasa-jasanya, seperti menguapkan, memberi aroma pada kain linen, serta membuat mandi aromatik, semuanya merupakan praktik yang dapat diakses dengan biaya yang terjangkau dan memberikan sensasi nyata akan kesejahteraan serta kebersihan. Aroma eucalyptus tidak hanya terasa tajam dan segar di hidung seperti yang tampak, secara budaya eucalyptus juga memancarkan kesan sebuah rumah yang dirawat dan dijaga: sebuah ruang yang secara sengaja dipertahankan kesegarannya, kejernihannya, kebersihannya, dan kesehatannya, yang menjadi bukti yang sangat tepat akan perannya sebagai bagian dari budaya kesehatan rumah sejak zaman kuno.